Pengalaman, Perasaan & Ketulusan
PENGETAHUAN
TEOLOGI
Pada dua minggu
yang lalu, saya berkunjung ke pendalaman Sibu, di perbatasan dearah sarikei
iaitu Pakan, ada sejumlah besar perkampungan orang-orang iban yang sudah
menetap sekian lama di tanah yang mereka diami sekarang. Perkampungan yang agak
berkonsepkan gaya hidup yang moden dan bersesuaian dengan corak budaya
masyarakat iban. Tujuan utama saya
berkunjung di tempat-tempat seperti ini ialah untuk menambah ilmu misi
dan melakukan apa yang sudah dipelajari secara akademi, menjadi praktis pada
kunjungan kali ini. Dalam kunjungan ini, saya telah diberikan waktu untuk
berkongsi Firman Tuhan pada 2 Ibadah di rumah panjang.
Walaupun tidak ada
persedian teks kerana berniat hanyalah untuk berkunjungan dan bukan lawatan
rasmi misi, saya tetap melakukan kotbah ini kerana sebagai hamba Tuhan persiapan
itu pada setiap saat bila diperlukan untuk melakukan sesuatu perkara (Adhoc
basis). Ada 2 teks yang berasingan untuk 2 kali ibadah yang saya terima
daripada suara hati nurani saya oleh Roh Kudus, yang pertama ialah Lukas 10:27,
di mana Seorang ahli taurat menanyakan satu soalan kepada Yesus tentang
bagaimana memperoleh kehidupan yang kekal kelak? Dan setelah itu, Yesus
bertanya kembali kepada ahli taurat itu dan ahli taurat itu memberikan jawaban
sesuai dengan pertanyaan yang dia tanya kepada Yesus. Pertanyaan teologi saya
di poin ini, Apakah Juga kita sebagai orang Kristen, jika berdoa dan bertanya
kepada Tuhan, maka Tuhan mau kita belajar untuk menjawab dengan pengetahuan
teologi yang sudah ada pada kita? Tetapi agak sedikit berlainan dengan situasi
yang diceritakan di dalam petikan Lukas 10: 27 ini, di mana Yesus secara
fizikal hadir dan menanya kembali ahli taurat itu apa yang terkandung di dalam pelajaran
taurat sebagai seorang ahli taurat, dan dia menjawab sekilas benar dan Yesus
setuju dengan menjawab beliau. Jika dibandingkan dengan pertanyaan teologi
saya, Tuhan tidak hadir secara fizikal untuk menjawab pertanyaan saya meksipun
kadang-kadang soalan saya ini seperti mencoboi Tuhan. Maka saya berfikir, bahwa
saya harus melekatkan kondisi hati saya di kedudukan yang benar sebelum saya
berfikir untuk bertanya kepada Tuhan, jika tidak doa saya pasti akan dijawab
dengan teologi[1] diri
sendiri.
Yang Kedua, teks yang saya bawakan dalam ibadah kedua ialah Kejadian 1:1-31 yang menceritakan tentang
penciptaan semesta alam yang dipanggil sebagai bumi dan seluruh isinya. Di sini
mengisahkan bagaimana Allah yang berkuasa menciptakan segala sesuatu pada
hari-hari yang berlalu dan di akhir daripada segala penciptaanya, Dia
menciptakan manusia pada hari ke enam dan dikatakan di dalam ayat tiga puluh
satu, bahwa semuanya baik. Pelajaran tentang Allah banyak mempengaruhi cara
saya untuk berfikir dan meresponi teks kejadian ini. Pada masa kotbah, saya
hanyalah menceritakan secara literal apa yang tertulis dan mengambil contoh apa
yang di persekitaran mereka kerana latar belakang para jemaat yang masih baru
bertumbuh dalam iman percaya kepada Yesus dan ini memberikan penjelasan yang
baik kepada mereka sebagai pendengar. Akan tetapi, jauh di dalam benak fikiran
saya, saya mengalami satu proses fotosintesis[2]
di dalam saya terus diperbahurui
sepanjang pembicaraan Firman Tuhan dari teks ini sehingga saya mencapai di
titik level kesadaran betapa Tuhan mau terus memakai saya sebagai hambanya
untuk menyedarkan dan mengingatikan umatnya betapa Tuhan itu mengasihi mereka
yang sudah diselamatkan. Oleh sebab itu, keselamatan Tuhan terjadi di dalam
kehidupan mereka. saya juga percaya bahwa jika memang keselamatan sudah terjadi
di dalam kehidupan seseorang yang dipilih untuk selamat, kerana Tuhan adalah
Tuhan yang maha Tahu, Tuhan yang awal dan ahkir, Tuhan adalah Alpha dan Omega,
yang terawal dan terkemudian, maka Dia pasti tahu jika injil tidak sampai
kepada lingkukan orang tidak percaya, itu tidak apa-apa kerana JIKAPUN injil
sampai kepada mereka(kesempatan diberikan) , mereka tidak akan mempercayai
injil keselamatan dibawa. Saya memilki keyakinan yang tinggi pada konsep predestinasi
bahwa setiap yang sudah percaya diselamatkan atas dasar Anugerah Allah
semata-mata dan pemilihan Tuhan yang berdaulat. Tetapi jika ada orang luar
mengatakan kepada saya bagaimana sekiranya seseorang yang percaya Yesus itu
menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun
dan dia juga seorang hamba Tuhan, tetapi pada akhirnya dia meninggalkan
iman nya dan bertukar kepada agama yang lain, maka saya pasti akan menjawab
bahwa orang itu “pekerjaan” nya hanya Kristen. Posisi nya hanya “Kristen” . – Ini
bermaksud, pekerjaan atau Posisi kita sebagai Kristen tidak menentukan kita
diselamatkan, tetapi yang menjadi penentu yang benar jika kita diselamatkan
ialah bilamana ;
“Anugerah yang kita terima daripada Tuhan
sendiri, mengubah hati kita yang keras, sehingga keinginan kita diperbaharui
dan kita diciptakan menjadi baru dalam hati dan pikiran, ahkirnya kita
menginginkan apa yang harus kita inginkan” – John Calvin[3]
Jadi, pendapat teologi
saya ialah segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan sememangnya itu BAIK, dan tidak ada rencana yang tidak baik di
dalam segala karya dan pekerjaaan Tuhan, tetapi oleh kerana tindakan manusia
yang tidak mau mengikut perintah Tuhan, maka yang tidak baik itu adalah hasil
daripada tindakan manusia jika dibandingkan dengan Firman tuhan yang mengatakan
bahwa segala nya itu Baik. Dan Jika semuanya itu baik, maka sekeras manapun
hati kita sebagai manusia dan kita berpotensi untuk menerima keselamatan
daripada Tuhan serta diubah dan dibentuk Tuhan di dalam semua proses ANUGERAH
Allah itu sendiri, maka saya yakin dan pasti bahwa kita pasti akan mengecapi
apa yang seharusnya kita ingini, iaitu BUKAN dunia tetapi hanya SANG PENCIPTA
yang satu-satunya yang BERDAULAT atas hidup kita. Seorang artis terkemuka pernah berkata di dalam satu
ucapannya kepada graduasi-graduasi di salah satu univeristi terkemuka di
Amerika Syarikat, “I want to fulfill the dreams that the Creator dreams when He
dreams the cell that made up me” – Daripada ungkapan ini, saya mendapat satu
pengertian eisogesis bukan eksegesis, iaitu Hidup berteologi adalah menghidupi
apa yang Tuhan sudah impikan di saat Dia menciptakan kita. Pada pandangan saya,
itulah Kasih yang pertama.
PEMAHAMAN
TENTANG PELAYANAN
Salah satu cabaran yang saya hadapi di dalam
tempoh pelayanan ialah menghadapi orang-orang sepelayanan yang tidak menghargai
masa ataupun menepati waktu pelayanan. Sebagai seorang pemimpin yang
memperhatikan pelayanan-pelayanan seperti tim pujian & penyembahan, tim
pendoa syafaat, tim usher dan ibadah remaja dan muda-mudi, saya sudah menjadi
contoh bagi kesemua ahli-ahli tim sepelayanan. Pada 2 tahun lalu, saya membuat
/ membentuk satu etika dan panduan pelayanan bagi setiap pelayanan-pelayanan di
dalam gereja bm supaya pelayan-pelayan memiliki satu kreditasi yang baik dan
penuh etika ketika melakukan pelayanan di dalam gereja. Dengan cara ini, saya
dapat melihat ianya satu penambah baikan kepada sistem etika yang terbuka dan
ikut suka (yang berubah dari semasa ke semasa) bergantung kepada sikap dan cara
pembawaan sang pemimpin yang ditugaskan pada waktu-waktu tertentu dalam
pelayanan. Ianya berjalan dengan baik sekali kerana setiap ahli-ahli yang
melayani daripada tim pujian penyembahan, usher, pendoa syafaat dan ibadah kaum muda-mudi mengikut masa-masa dan ikut
penjadualan yang sudah ditetapkan. Mereka menunjukkan lebih komitment dan juga
bekerjasama yang baik. Sebagai seorang
yang mengetuai department2 ini, saya melantik beberapa pemimpin baru yang saya
fikir berwibawa untuk mengendalikan tim-tim ini, akan tetapi saya melihat ada
bermula kelemahan-kelemahan dari ahli-ahli tim mengikut etika dan panduan pelayanan
yang sedia ada terutama sekali menepati waktu pelayanan.
Kembali
kepada argumentasi saya yang semula, saya sekarang menghadapi teman-teman
sepelayanan yang tidak menepati waktu pelayanan, dan mereka-mereka ini ialah
pemimpin muda yang saya lantik menjadi ketua-ketua pada posisi yang pernah saya
kendali dahulu dan jika bertanya secara jujur dari hati saya, ianya sesuatu
yang sangat mengecewakan dan saya mula bertindak untuk memanggil mereka satu
per satu untuk dikaunselingkan dan bertanya punca dan sebab prestasi pada kadar
menurun. Hasil daripada itu, mereka mulai mengerti perlu untuk menjadikan etika
dan panduan pelayanan sesuatu yang menjadi kelangsungan dan harus dipelihar
kewujudannya kerana tanpa etika dan panduan sesebuah pertubuhan baik institusi
mahupun syarikat, apatah lagi sebuah organisasi terutama di dalam gereja
(khususnya) tidak akan berjalan secara baik dan bersistematik. Pada pandangan
saya, satu perkumpulan yang terdiri daripada pelbagai latar belakang bahasa,
sikap, trend, kepandaian serta talenta-talenta yang dimiliki oleh pelbagai
orang-orang di dalam pelayanan akan disatukan pada tuntutan etika dan panduan
pelayanan ini, seperti mana hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang Tuhan
taruhkan kepada umat Israeal di dalam Kitab Imamat. Jadi, prinsip dan dukungan
ini masih relavan sampai sekarang dan hanya perlu dilakukan dan dipelihara agar
boleh melihat kelangsungan karya ketetepan Tuhan di dalam pelayanan-pelayanan
yang sudah dipercayaikan kepada saya dan juga kepada teman-teman sepelayanan
yang lain dan saya fikir ini juga boleh diapplikasikan untuk
pelayanan-pelayanan di tempat lain sekiranya saya mempunyai peluang untuk
melakukan perintasan gereja, saya pasti akan
melakukan hal yang sama pada ukuran dan kesesuaian lingkungan budaya dan
latar belakang tempat dan masyarakat.
PENGALAMAN
PRAKTIKAL
Pada penulisan bahagian PEMAHAMAN TEOLOGI di atas, saya
ada menceritakan sedikit mengenai kunjungan saya ke Pakan, Sarikei pada
minggu-minggu yang lalu dan ternyata Tuhan itu amat baik sekali sepanjang
perjalanan saya lalui dan saya selamat kembali ke Kuala Lumpur. Saya mengambil
langkah ini bertujuan untuk mengembangkan lagi diri saya kepada dunia-dunia
yang pernah dipelajari, didengari daripada kesaksian-kesaksian hamba-hamba
Tuhan yang lain. Maksud saya dunia-dunia ini ialah pengalaman-pengalaman luar
yang sudah dialami dan tempat yang sudah diterokai dengan taburan benih Injil
sudahpun disemai dan hanya menunggu buah dan hasil tuaian menjadi matang untuk
kerajaan Tuhan. saya boleh melihat, merasakan dan menikmati hasil daripada
usaha serta dedikasi hamba Tuhan yang sebelum nya ini melakukan hal-hal praktik
iman di tempat kunjungan saya dan saya pasti hamba Tuhan ini adalah orang yang
bangga melihat tuaian-tuaian semakin banyak. Daripada ini, saya belajar sesuatu
yang baru, iaitu kita sebagai orang-orang yang sudah dipanggil oleh Tuhan untuk
bekerja di ladang Tuhan , harus melakukan seruan ataupun panggilan agung ini
dengan lebih praktis dan sungguh-sungguh. Kita disiapkan secara teorikal dan
pendedahn dalaman seperti di dalam gereja dan di sekolah Teologi terhadap
pengalaman-pengalaman ilmuan yang lain (contohnya Pensyarah & Pastor)
sebelum kita melakukan pelayanan khusus di luar gereja, maka setelah itu kita
seharusnya melahirkan tindakan-tindakan dari iman kita untuk melihat janji
serta kuasa Tuhan itu terjadi di dalam kehidupan sebagai seorang yang
terpanggil penuh masuk dalam bahagian pemberitaan Injil Kritus. Tidak ada
sebarang alasan bagi diri saya kalau injil itu hanya tinggal di dalam gereja di
antara orang-orang yang sudah percaya dan mengenal Kristus tetapi belum tentu
mereka kenal siapa Yesus di masa-masa tertentu dan masa-masa pencobaan.
Tetapi
hanya satu hal yang saya yakin, bahwa Injil itu harus tinggal di luar dan
berada di tengah-tengah bangsa, bahasa dan masyarakat khususnya
keluarga-keluarga yang belom tahu siapa juruselamat mereka yang sejati dan yang
boleh membebaskan mereka daripada kuasa maut dan kutuk dosa. Sebagai
kesimpulannya, saya akan meneruskan untuk lebih mempraktikalkan iman saya bukan
hanya tinggal percaya , tetapi juga menjadi pengusaha yang baik di kebun BapaKu
selama Dia berkenan. Amin
[1]
Bermaksud Doktrin Allah yang sudah saya pelajari serta ajaran-ajaran Kristus
dari penulisan rasul Paulus.
[2]
Ini ialah proses pengantian dari teologi yang wujud di dalam fikiran sekian
lama, digali dan dibarui dengan Firman yang sama tetapi memiliki jamahan yang
baru supaya kadar kelangsungan iman terus berjalan.
[3]
Ed. Burk Parson, John Calvin: A heart for devotion, Doctrine, and Doxology,
(FL:Loginier Ministries) Hlm:182
Comments
Post a Comment